Financial Quotient








Selama ini kita mengenal intelligence quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spritual Quotient (SQ) dan Adversity Quotient (SQ) yang arti bebasnya adalah, kecerdasan intelejensia, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan dalam mengelola masalah dalam hidup (kapan-kapan kita bahas tentang ini ya).

Arti quotient merujuk pada kata kecerdasan. 
Kecerdasan dalam perspektif psikologi pendidikan adalah kemampuan mental seseorang untuk menanggapi dan memecahkan masalah.

Financial Quotient buat saya adalah kemampuan individu untuk mengelola dan memecahkan masalah dengan taktis dalam hal keuangan. Individu ini merujuk pada setiap orang, siapapun. Karena melek finansial saat ini menjadi soft skill yang sama pentingnya dengan komunikasi.
setiap orang pasti akan pernah 'pegang' uang dan harus mengelola uang, setiap orang yang produktif juga pasti akan mendapatkan uang dari jerih payahnya.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, indeks literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen. Bila dirinci berdasarkan jenis kelamin, tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39,94 persen, sedangkan perempuan hanya sebesar 36,13.
Sebesar 85 persen aktivitas belanja keluarga, seperti belanja bulanan dan keputusan pembelian kebutuhan keluarga lainnya, diatur oleh seorang istri atau ibu di rumah.

Namun, sebesar 50 persen istri atau ibu tersebut tidak merasa yakin terhadap keputusan finansial yang mereka ambil dan 62 persen menyatakan kebingungan saat harus mengarahkan rencana finansial jangka panjang keluarga dan mereka membutuhkan bantuan informasi yang sesuai dengan profil keluarga mereka untuk dapat mengambil keputusan finansial yang tepat.

Bukan hanya yang dewasa, hasil riset OCBC NISP Financial Fitness Index menunjukkan 85,6% generasi muda terlihat "kurang sehat" secara finansial. Kondisi tersebut mendesak milenial untuk segera melakukan check-up atau pemeriksaan kondisi keuangan. Di samping itu, riset juga menunjukkan kalau literasi keuangan generasi muda atau milenial Indonesia masih sangat rendah. Indeks kesehatan finansial Tanah Air baru 37,72 poin dibandingkan Singapura yang mencapai 61 poin.
Dalam riset tersebut juga menunjukkan hanya 14,3% anak muda yang berusaha menuju "sehat” finansial, dan kondisi tersebut belum ideal. Minimnya persentase kesehatan finansial tersebut akibat pemahaman milenial masih kurang tepat dan lengkap terkait kekayaan dan bagaimana mengelola keuangan.

Associate Director NielsenIQ Inggit Primadevi mengatakan, dari total responde sebanyak 46% milenial mengaku percaya diri akan kondisi keuangan mereka. Responden milenial tersebut cenderung optimistis bahwa perencanaan finansial mereka mampu memberikan kesuksesan finansial di masa depan. "Padahal, sebanyak 84% dari jumlah tersebut bahkan tidak melakukan pencatatan pengeluaran dan anggaran mereka. Sedangkan baru 16% yang memiliki dana darurat untuk mempertahankan gaya hidup mereka," ujar Inggit dalam kesempatan yang sama. 

Saat inipun sangat terasa bahwa orang yang tidak pernah melek finansial hampir selalu kalah dengan orang yang belajar finansial lebih dulu sebelum lainnya. Saya berada dalam fase itu, saat ini, relatif terlambat, tapi yuk kita belajar bareng ya..

Beberapa waktu terakhir saya banyak nonton video tentang cara mengelola keuangan (ada dua yang saya rekomendasikan seperti Dody Bicara Investasi, Saham Dari Nol dan Success Before 30), yang mengejutkan komentar dari subscribernya, saya baca, rata-rata anak sekolah SMP atau SMA! Mereka bahkan sudah punya rencana untuk mengelola uang jajannya. Jadi malu sendiri.. 
Tapi okelah, saya tulis disini ya, secara garis besar apa yang dapat saya simpulkan:

1. Berapapun uang atau gaji yang kita miliki, usahakan untuk selalu ada yang ditabung.
2. Selain tabungan juga harus ada dana darurat dan dana untuk disedekahkan.Jadi dari setiap uang yang kita miliki maka kita harus membaginya ke dalam: tabungan saat ini, tabungan yang akan datang dan tabungan sedekah   
3. Sekecil apapun, jangan biarkan uang mengendap terlalu lama, mulai investasi untuk menghadapi potensi inflasi, karena dengan investasi, uang akan tetap 'bekerja'. Perhitungan bunga tabungan dengan potensi profit dalam investasi cukuplah membuat kita paham bahwa investasi lebih menguntungkan dari 'sekedar' menabung.
4. Selain belanja kebutuhan, tentu ada saatnya kita belanja keinginan. Usahakan belanja keinginan setelah uang kita investasikan. Jadi berapa yang tersisa, hanya itulah yang dapat kita belanjakan.
5. Tidak ada batasan dalam investasi, yang penting konsistensi. Rutin menabung dalam bentuk investasi jauh lebih baik daripada sekali tapi selanjutnya nggak lagi.

Terdapat beberapa jenis investasi yang saat ini sudah dipermudah teknologi, yaitu: emas (Logam Mulia), reksadana dan property. Khusus yang terakhir saya masih harus belajar lagi, bagaimana dengan uang 1 juta bisa membeli proprty 500 juta dalam waktu beberapa tahun saja.. (belum sempat nonton hehe)
 
3 investasi ini adalah 3 dari beberapa investasi yang paling aman dan menguntungkan. Setidaknya daripada ikut-ikutan bisnis yang kita tidak paham banget cara kerjanya. It's a BIG NO!

Saat ini saya mulai belajar tentang reksadana, menarik banget! Yang paling luar biasa rasanya ketika kita bisa melihat dan memantau pergerakan reksadana kita. Kalau naik saya jadikan motivasi, kalau stagnan atau turun maka saatnya 'disuntik' lagi. Kenapa? Karena sepanjang yang saya alami, berapapun jumlah investasi kita di reksadana tidak pernah minus dari modal awal kita berinvestasi. Naik turun profit adalah hal yang manusiawi. Dan karena dalam aplikasi kita dapat melihat semuanya, maka disarankan untuk tutup mata dan tetap top up investasi setiap bulannya. 
Investasi harus dimasukkan dalam anggaran. Karena tidak ada batas minimal setorannya.

Investasi dengan konsistensi, itu kalimat yang harus dikunci.

Nah balik lagi tentang investasi, saat ini ada banyak kemudahan yang ditawarkan melalui aplikasi.
Sebagai pemula, saya putuskan untuk menggunakan aplikasi BIBIT.
Cara daftarnya relatif mudah dan tersertifikasi OJK adalah dua alasan utama kenapa saya memilihnya.
Cukup daftar dan masukkan kode referral RUTININVESTASIYUK untuk mendapatkan cashback, yang bisa dipakai untuk invest juga. 😍

Yang menarik dalam aplikasi BIBIT ini, juga bisa kita bikin target-target yang akan kita capai.
 
Saya gunakan itu untuk membuat investasi anak-anak. Jadi masing-masing sudah punya tempat investasi dari sisa uang bulanan yang saya berikan kepada mereka. Mereka bisa melihat perkembangan uangnya setiap saat dan seru lihat mereka berlomba investasi lebih tinggi. Akhirnya sekarang berapapun uang yang mereka punya mereka minta disetorkan. Pernah masing-masing anak setor lewat saya 20 ribu rupiah aja. Karena nggak ada batas minimal ya tetap saya setorkan sesuai permintaan dan uang cash yang diberikan ke ibunya.. 😃 

Karena saya sadar saya baru melek finansial maka hal pertama yang saya coba lakukan secara rutin saat ini adalah: mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. 
Itu aja dulu. Ternyata cara ini efektif untuk meningkatkan kesadaran saya dalam mengeluarkan uang (biasanya kan asal keluar ya, begitu ditotal ternyata sudah banyak aja, nggak kerasa 😥).
Dan kebiasaan mencatat ini membuat saya stricht dengan anggaran-anggaran yang sudah ditetapkan.

Ohya, satu lagi kesimpulan saya dari semua materi tentang financial yang saya pelajari: Jangan Hutang.

Boleh hutang, kalau untuk barang yang produktif, artinya untuk aset yang harganya akan naik kapanpun dijual lagi, seperti aset property.
Jangan pernah hutang untuk barang konsumsi, sama sekali nggak worth it kalau kata anak sekarang.

Lebih baik agak terlambat daripada nggak sama sekali. Sedikit penyesalan saya, kenapa kok baru melek sekarang, andaikan mulai dari dulu mungkin sekarang tinggal santai menikmati banyak aset yang dimiliki.
Tapi nggakpapa karena seorang ibu memang harus belajar lebih dulu.

Bolehlah ibunya terlambat yang penting anaknya 'selamat'.

💓💓💓






Referensi:
www.katadata.co.id, Riset: 85% Milenial Indonesia Belum Sehat Kondisi Keuangannya
www.cantika.com, Data: 62 Persen Perempuan Masih Bingung Mengatur Keuangan Keluarga














Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Riset: 85% Milenial Indonesia Belum Sehat Kondisi Keuangannya" , https://katadata.co.id/intannirmala/finansial/611f192879703/riset-85-milenial-indonesia-belum-sehat-kondisi-keuangannya
Penulis: Intan Nirmala Sari
Editor: Intan Nirmala Sari

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Riset: 85% Milenial Indonesia Belum Sehat Kondisi Keuangannya" , https://katadata.co.id/intannirmala/finansial/611f192879703/riset-85-milenial-indonesia-belum-sehat-kondisi-keuangannya
Penulis: Intan Nirmala Sari
Editor: Intan Nirmala Sari
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Riset: 85% Milenial Indonesia Belum Sehat Kondisi Keuangannya" , https://katadata.co.id/intannirmala/finansial/611f192879703/riset-85-milenial-indonesia-belum-sehat-kondisi-keuangannya
Penulis: Intan Nirmala Sari
Editor: Intan Nirmala Sari

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Riset: 85% Milenial Indonesia Belum Sehat Kondisi Keuangannya" , https://katadata.co.id/intannirmala/finansial/611f192879703/riset-85-milenial-indonesia-belum-sehat-kondisi-keuangannya
Penulis: Intan Nirmala Sari
Editor: Intan Nirmala Sari

Komentar